Senin, 05 November 2012

Manusia Vs Syetan


Puasa adalah momentum untuk melakukan perubahan. Perubahan menjadi insan yang lebih baik. Karena ketika kita masih lebih buruk ataupun sama dengan hari kemarin, kita akan dikatakan sebagai orang yang rugi. Apakah kita mau dikatakan sebagai orang rugi, Tentu tidak?
Bisa melaksanakan ibadah puasa kembali di tahun ini merupakan anugerah terindah dari Allah yang senantiasa harus kita syukuri. Berarti Allah masih memberikan kita kesempatan untuk  merevisi kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat. Maka sangat disayangkan apabila kesempatan yang telah terbentang luas di hadapan kita, tidak digunakan sebaik mungkin. Karena kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan nan suci ditahun yang akan datang masih menjadi teka-teki. Tidak menutup kemungkinan ramadhan kali ini adalah ramadhan terakhir untuk kita. Ini hanya menjadi rahasia tuhan yang siapapun tidak mengetahuinya.
            Puasa merupakan ibadah yang melatih kesabaran karena selain kita diperintahkan untuk menahan diri dari haus dan lapar. Kita juga dituntut untuk mengendalikan diri dari perbuatan-perbuatan yang buruk. Kita diajarkan bagaimana mengolah hawa nafsu sehingga tidak terjebak dalam kemaksiatan. Maka benar jika puasa disebut sebagai medan pertempuran antara  manusia dan syetan.
            Sejak manusia lahir ke dunia, syetan sudah menampakkan kebencian yang begitu besar kepada manusia. Ketidakpatuhannya kepada Allah ketika diperintahkan untuk bersujud kepada Adam adalah bukti  nyata keangkuhan dan kesombongan syetan. Seumur hidupnya hanya akan dihabiskan untuk menggoda umat manusia. Disetiap detik, menit, dan jam kita tidak pernah terlepas dari godaan dan rayuannya.
            Tugas kita adalah bagaimana kita mampu menahan godaan dan bisikannya. Karena konsekuensinya adalah kehidupan kita dimasa yang akan datang. Kualitas kehidupan kita dimasa yang akan datang akan ditentukan dari seberapa  bagus kualitas kehidupan kita saat ini. Artinya semakin kita mampu menahan godaan dan rayuan syetan, maka semakin baik pula kehidupan kita di akhirat nanti.
            Tidak ada cara lain untuk bisa menahan godaan dan raayuannya kecuali dengan memperbanyak beribadah untuk memupuk iman kita terutama dibulan suci nan berkah ini karena setiap kebaikan yang kita semai akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Memperbanyak berdzikir, membaca Al-Qur’an, bersedekah akan menambah nilai puasa kita dan akan semakin mengurangi kemungkinan kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang kurang baik.
            Akhirnya kita harus menyadari bahwa pilihan ada di tangan kita, tapi kita harus ingat pilihan kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya dan akan menentukan nasib kita di alam sana. Jadilah pemenang dan jangan jadi pejundang. Ingatlah, syetan adaah musuh yang nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar