Senin, 05 November 2012

FENOMENA LEBARAN ; PETASAN VS TAKBIRAN


                 Tak ada lebaran tanpa takbiran. Itu mungkin kalimat yang pas untuk mengambarkan bahwa lebaran dan takbiran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bagaimana jadinya jikalau kita berlebaran tapi tidak sedikitpun mendengar alunan takbir menggema. Maka dapat dipastikan lebaran kita akan kurang sempurna.
              Selain lantunannya yang indah dan memberikan ketenteraman dan ketenangan bagi kita yang mendengarkannya, takbir juga menjadi tanda bahwa kita telah meraih kemenangan melawan nafsu makan dan minum, nafsu utuk berbuat kemaksiatan dan nafsu untuk berbuat nista selama menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan ampunan.
Selebrasi lebaranpun berkembang, takbiran yang pada awalnya hanya dilantunkan dari balik menara masjid, pun merambah ke jalan. Sekelompok orang baik yang jalan kaki maupun yang menggunakan kendaraan juga ikut meramaikan malam lebaran dengan takbiran yang diikuti parade musik khas daerah.
Namun seiring perkembangan zaman, fenomena unik dan menyenangkan itu menjadi menegangkan. Bukan lagi takbir yang bisa kita dengarkan tapi suara petasan yang mendominasi di malam lebaran. Segala jenis petasan semakin legal diperjualbelikan. Hampir disetiap toko di pinggir jalan memiliki barang dagangan yang hanya ada setahun sekali yaitu petasan. Memang tak dapat dipungkiri lagi, menjual petasan saat ini menjadi sesuatu yang menjajikan keuntungan cukup besar. Tak  jarang puluhan ribu bahkan ratusan  ribu laba yang bisa kita dapatkan dari menjual petasan.
Para penjualpun mengaku bahwa mereka sudah mengantongi izin untuk mejual petasan. Maka tidak salah jika penjual petasanpun membeludak dan berjejer di setiap ruas jalan. Akhirnya, masyarakat yang biasanya sehabis solat maghrib berbondong-bondong berkumpul di masjid untuk mengumandangkan takbir. Sekarang beralih berkumpul di pinggir jalan untuk menyaksikan pertunjukan petasan yang saling sahut-sahutan antara kampung yang satu dan kampung ang lain.
Maka sangat disayangkan jika penjualan petasan dilegalkan dan dibiarkan oleh pihak yang berwenang. Walaupun dibuat sedemikian rupa dan tidak membahayakan, namun petasan tetap berpotensi mengganggu ketentraman dan keamanan. Apalagi jika petasan dimainkkan di jalan raya. Ini akan sangat mengganggu para pengguna jalan.
Tentu kita ingin hari kemenangan ini dimanfaatkan untuk meningkatkan iman dan menjadi perayaan yang sangat luar biasa. Tidak terganggu oleh bunyi petasan dimana-mana melainkan kita bisa mendengarkan alunan indah takbir yang membahana. Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama berbagai pihak terutama para penegak hukum, pemerintah, dan para ulama.  
Akhirnya kita berharap fenomena ini akan menjadi pelajaran berharga untuk kita umat islam untuk tidak menggadaikan iman hanya untuk hiburan yang merugikan dan hanya akan membawa mudharat bagi umat. Untuk itu, kita harus berpangku tangan melawan berbagai tipu daya ini yang merambah seiring berkembangnya globalisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar