Jumat, 09 November 2012

ANGKUTAN BEBAS PELECEHAN SEKSUAL

Maraknya pelecahan seksual bahkan pemerkosaan di angkutan umum tentu harus ditanggapi serius oleh pihak yang berwenang (pemerintah). Seiring dengan bertambahnya kasus tersebut pemerintah harus mengambil langkah yang tepat demi menjaga keamanan dan keselamatan penumpang. Karena bagaimanapun keamanan dan keselamatan penumpang harus menjadi prioritas.

Untuh mencegah meningkatnya kasus tersebut alangkah baiknya jika pemerintah mulai memberlakukan pemisahan angkutan berdasarkan gender. Artinya harus dibedakan antara angkutan khusus pria dan khusus wanita. Sehingga dengan adanya pemberlakuan ini, kita tidak memberikan kesempatan kepada laki- laki yang tidak bertangung jawab untuk melancarkan aksinya. Ingat Kata bang Napi “ kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelaku tapi karna adanya kesempatan, waspadalah! Waspadalah!” Akhirnya, Kita berharap semoga kasus-kasus pelecahan seksual ataupun pemerkosaan di angkutan umum dapat diminimalisir sehingga hak-hak penumpang khususnya kaum perempuan untuk mendapatkan perlindungan dapat terpenuhi.




ILMU PENGETAHUAN SEPAKBOLA


Berbicara tentang sepak bola pasti tidak akan ada habisnya, karena bagaimanapun sepakbola sudah menjadi olahraga yang mendunia. Perhelatan akbar seperti, Liga Champions, Euro dan Piala Dunia menjadi perhatian puluhan bahkan ratusan juta mata di seluruh dunia. Penikmatnya yang terdiri dari kaum muda dan kaum tua menjadikan sepakbola sebagai olahraga terpopuler. Antusiasme dan fanatisme para supporter membuktikan bahwa sepakbola memiliki tempat tertinggi daripada olahraga yang lain.
Tentu tidak hanya itu, sepakbola juga dapat dijadikan sebagai media untuk menambah pengetahuan kita tentang berbagai Negara di dunia. Dalam ini, kita bisa menambah wawasan tentang bendera, lagu kebangsaan, sejarah, letak geografis suatu Negara dan lain sebagainya. Misalnya pada perhelatan EURO yang berlangsung di Polandia dan ukraina, dari situ kita bisa mengetahui Negara-negara apa saja yang ada di benua eropa, bahkan kita juga dapat memperoleh informasi tentang sosial dan budaya Negara yang menjadi tuan rumah yang akan diekspos oleh media. Tentunya ini sangat mendukung pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang selama ini hanya menjadi hafalan di ruang kelas. Maka dari itu kita jadikan sepakbola sebagai sarana hiburan serta sarana untuk menambah pengetahuan.
           

Kamis, 08 November 2012

GURU BERKARAKTER UNTUK PENDIDIKAN BERKARAKTER


         Kekerasan bagi peserta didik yang kerap dilakukan oleh oknum guru tidak boleh dianggap remeh karena dapat merusak masa depan pendidikan bangsa. Karena bagaimanapun orang tua akan mulai ragu untuk mendaftarkan putra-putrinya di sekolah-sekolah formal terutama sekolah yang salah satu gurunya menjadi oknum kekerasan pada siswa. Mereka menginginkan putra-putrinya belajar dengan tenang tanpa khawatir akan adanya ancaman intimidasi dari oknum guru yang tidak terpuji tersebut.
            Bertolak dari hal itu, tentu kita masih ingat program pemerintah tentang “Pendidikan Karakter” yang  mulai digalakkan tahun 2010 lalu. Bahkan di semua buku pelajaran terbitan terbaru  banyak dijejali petuah-petuah yang diharapkan mampu memperbaiki karakter siswa sehingga mereka memiliki karakter yang lebih baik. Namun, apakah pendidikan karakter bisa dipelajari secara tekstual yang bisa diperoleh dari buku-buku tersebut?. Apakah tidak pernah terpikirkan bahwa gurulah yang memiliki peran besar dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah?. Guru adalah aktor utama dalam berlangsungnya kegitan belajar mengajar (KBM) di sekolah. Tentunya merekalah yang sering berinteraksi dengan siswa, dan mereka juga yang dijadikan panutan dan teladan bagi siswa.
Dalam M. Furqon Hidayatullah (2010 : 25) dijelaskan bahwa guru berkarakter bukan hanya mampu mengajar tetapi ia juga mampu mendidik. Ia bukan hanya mampu mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi ia juga mampu menanamkan nilai-nilai yang diperlukan untuk mengarungi hidupnya. Ia bukan hanya memiliki kemampuan yang bersifat intelektual tetapi yang memiliki kemampuan secara emosi dan spiritual sehingga guru mampu membuka hati peserta didik untuk belajar, yang selanjutnya ia mampu hidup dengan baik di tengah-tengah masyarakat.
 Lalu apakah guru-guru yang kita miliki saat ini sudah memenuhi kriteria yang dikemukakan tadi, mengingat masih banyaknya oknum guru yang melakukan perbuatan yang tidak mencerminkan guru yang berkarakter. Kurikulum di perguruan tinggipun masih belum bisa  melahirkan guru-guru yang berkarakter, Belum lagi  persolan birokrasi terkait penyimpangan dalam seleksi peneriamaan guru baru.
Maka sangat perlu adanya kesadaran  para stakeholders di negeri ini. mereka harus mampu membaca kelemahan di segala lini. Mereka juga harus benar-benar menyiapkan guru-guru yang memang memiliki kompetensi untuk membangun karakter peserta didik. Untuk itu mereka harus benar-benar selektif dalam memilah dan memilih para calon pahlawan tanpa tanda jasa tersebut. Perguruan tinggi juga harus merombak kurikulum demi mencetak guru-guru professional yang memiliki kecerdasan  intelektual, emosional dan spiritual yang baik. Serta melakukan berbagai macam pelatihan dalam berbagai kesempatan.
Tentu kita berharap pendidikan karakter ini mampu berjalan dengan baik demi masa depan bangsa. Untuk itu mari kita bersinergi untuk benar-benar membangun pendidikan. Agar menjadi langkah awal untuk mengembalikan nilai-nilai luhur yang sudah mulai menghilang.

Rabu, 07 November 2012

BHINEKA TUNGGAL IKA VS SARA


            Isu SARA yang baru-baru ini mengguncang pemilukada di Jakarta tentu menjadi pelajaran berharga bagi negeri ini. Kita harus menyadari bahwa negeri ini lahir dari keberagaman suku, agama, ras, dan adat yang masing-masing menjadikan negeri ini indah dan kaya.
            Rasanya tidak mungkin ada semboyan “BHINEKA TUNGGAL IKA” jika memang negeri ini tidak lahir dari sebuah perbedaan. Lantas mengapa SARA masih menjadi perdebatan. seharusnya pada momentum kemerdekaan ini kita lebih mendewasakan negeri ini. Bukanlagi mempersoalkan isu SARA yang justru menjadi ancaman terhadap keberlansungan negeri ini.
            BHINEKA TUNGGAL IKA sejatinya diciptakan agar kita belajar untuk menghargai perbedaan, bukan diciptakan untuk mempermasalahkan perbedaan. 

Senin, 05 November 2012

FENOMENA LEBARAN ; PETASAN VS TAKBIRAN


                 Tak ada lebaran tanpa takbiran. Itu mungkin kalimat yang pas untuk mengambarkan bahwa lebaran dan takbiran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bagaimana jadinya jikalau kita berlebaran tapi tidak sedikitpun mendengar alunan takbir menggema. Maka dapat dipastikan lebaran kita akan kurang sempurna.
              Selain lantunannya yang indah dan memberikan ketenteraman dan ketenangan bagi kita yang mendengarkannya, takbir juga menjadi tanda bahwa kita telah meraih kemenangan melawan nafsu makan dan minum, nafsu utuk berbuat kemaksiatan dan nafsu untuk berbuat nista selama menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan ampunan.
Selebrasi lebaranpun berkembang, takbiran yang pada awalnya hanya dilantunkan dari balik menara masjid, pun merambah ke jalan. Sekelompok orang baik yang jalan kaki maupun yang menggunakan kendaraan juga ikut meramaikan malam lebaran dengan takbiran yang diikuti parade musik khas daerah.
Namun seiring perkembangan zaman, fenomena unik dan menyenangkan itu menjadi menegangkan. Bukan lagi takbir yang bisa kita dengarkan tapi suara petasan yang mendominasi di malam lebaran. Segala jenis petasan semakin legal diperjualbelikan. Hampir disetiap toko di pinggir jalan memiliki barang dagangan yang hanya ada setahun sekali yaitu petasan. Memang tak dapat dipungkiri lagi, menjual petasan saat ini menjadi sesuatu yang menjajikan keuntungan cukup besar. Tak  jarang puluhan ribu bahkan ratusan  ribu laba yang bisa kita dapatkan dari menjual petasan.
Para penjualpun mengaku bahwa mereka sudah mengantongi izin untuk mejual petasan. Maka tidak salah jika penjual petasanpun membeludak dan berjejer di setiap ruas jalan. Akhirnya, masyarakat yang biasanya sehabis solat maghrib berbondong-bondong berkumpul di masjid untuk mengumandangkan takbir. Sekarang beralih berkumpul di pinggir jalan untuk menyaksikan pertunjukan petasan yang saling sahut-sahutan antara kampung yang satu dan kampung ang lain.
Maka sangat disayangkan jika penjualan petasan dilegalkan dan dibiarkan oleh pihak yang berwenang. Walaupun dibuat sedemikian rupa dan tidak membahayakan, namun petasan tetap berpotensi mengganggu ketentraman dan keamanan. Apalagi jika petasan dimainkkan di jalan raya. Ini akan sangat mengganggu para pengguna jalan.
Tentu kita ingin hari kemenangan ini dimanfaatkan untuk meningkatkan iman dan menjadi perayaan yang sangat luar biasa. Tidak terganggu oleh bunyi petasan dimana-mana melainkan kita bisa mendengarkan alunan indah takbir yang membahana. Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama berbagai pihak terutama para penegak hukum, pemerintah, dan para ulama.  
Akhirnya kita berharap fenomena ini akan menjadi pelajaran berharga untuk kita umat islam untuk tidak menggadaikan iman hanya untuk hiburan yang merugikan dan hanya akan membawa mudharat bagi umat. Untuk itu, kita harus berpangku tangan melawan berbagai tipu daya ini yang merambah seiring berkembangnya globalisasi.